Kemenkes Sebut Varian XBB Tidak Lebih Ganas dan Tak Mematikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, baru-baru ini, menyebutkan jika varian baru Covid-19, XBB sudah masuk ke Indonesia.
Kemunculan varian XBB itu pun cukup membuat khawatir, lantaran kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air sudah cukup terkendali. Hal ini dikhawatirkan memicunya terjadinya gelombang kasus Covid-19 .
Meskipun begitu, juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril menyebutkan bahwa varian XBB dipastikan tidak lebih ganas dari varian sebelumnya, yakni Omicron.
Baca juga: Covid-19 Varian XBB Sudah Masuk RI, Menkes Budi Gunadi: Kita Amati Terus
Bahkan, lanjut dia, juga tidak mematikan karena terbukti dari 26 negara, belum melaporkan adanya kasus kematian karena varian XBB.
"Baiknya adalah varian ini tidak ganas atau tidak lebih berat dari Omicron yang lalu. Kedua, tidak menyebabkan kematian," ungkap dr. Syahril dalam Siaran Sehat di YouTube RRI Net Official, dikutip Selasa (25/10/2022).
Menurutnya, virus seperti SARs-COV-2 bermutasi merupakan hal yang wajar. Namun, lahirnya setiap varian baru Covid-19, tetap harus diimbangi dengan kepatuhan masyarakat.
Dia pun mendorong masyarakat agar tetap melakukan vaksinasi Covid-19. Selain itu, juga tetap mematuhi protokol kesehatan untuk lekas mengakhiri pandemi Covid-19.
"Jadi ya virus ini silakan saja bermutasi dengan namanya apa saja, tapi tetap protokol kesehatan vaksinasi menjadi strategi kita mencapai mengakhiri pandemi yang kita inginkan," terangnya.
Untuk diketahui, kasus XBB pertama di Indonesia telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 pada 3 Oktober lalu. Adapun gejala yang dialami cukup ringan, seperti demam, batuk dan pilek, setelah melakukan isolasi mandiri (isoman) kasus pertama itu sembuh.
Baca juga: Waspada Covid-19 XBB, Menkes Peringatkan Penularan di Awal Tahun 2023
"Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Dia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," beber dr. Syahril pada kesempatan berbeda.
Kemunculan varian XBB itu pun cukup membuat khawatir, lantaran kondisi pandemi Covid-19 di Tanah Air sudah cukup terkendali. Hal ini dikhawatirkan memicunya terjadinya gelombang kasus Covid-19 .
Meskipun begitu, juru bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril menyebutkan bahwa varian XBB dipastikan tidak lebih ganas dari varian sebelumnya, yakni Omicron.
Baca juga: Covid-19 Varian XBB Sudah Masuk RI, Menkes Budi Gunadi: Kita Amati Terus
Bahkan, lanjut dia, juga tidak mematikan karena terbukti dari 26 negara, belum melaporkan adanya kasus kematian karena varian XBB.
"Baiknya adalah varian ini tidak ganas atau tidak lebih berat dari Omicron yang lalu. Kedua, tidak menyebabkan kematian," ungkap dr. Syahril dalam Siaran Sehat di YouTube RRI Net Official, dikutip Selasa (25/10/2022).
Menurutnya, virus seperti SARs-COV-2 bermutasi merupakan hal yang wajar. Namun, lahirnya setiap varian baru Covid-19, tetap harus diimbangi dengan kepatuhan masyarakat.
Dia pun mendorong masyarakat agar tetap melakukan vaksinasi Covid-19. Selain itu, juga tetap mematuhi protokol kesehatan untuk lekas mengakhiri pandemi Covid-19.
"Jadi ya virus ini silakan saja bermutasi dengan namanya apa saja, tapi tetap protokol kesehatan vaksinasi menjadi strategi kita mencapai mengakhiri pandemi yang kita inginkan," terangnya.
Untuk diketahui, kasus XBB pertama di Indonesia telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 pada 3 Oktober lalu. Adapun gejala yang dialami cukup ringan, seperti demam, batuk dan pilek, setelah melakukan isolasi mandiri (isoman) kasus pertama itu sembuh.
Baca juga: Waspada Covid-19 XBB, Menkes Peringatkan Penularan di Awal Tahun 2023
"Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Dia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," beber dr. Syahril pada kesempatan berbeda.
(nug)